IPM.OR.ID, Yogyakarta – Bergaya bukan dengan narkoba, tapi bergayalah dengan berprestasi. Solidaritas bukanlah bersama mencoba narkoba, tapi solidaritas adalah bersama-sama berbuat kebaikan dan perubahan.
Begitu kurang lebih pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), Hafiz Syafaturrahman ketika dimintai tanggapannya terkait maraknya peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan pelajar.
Menurut Hafiz, hasil survey yang dirilis akhir tahun 2018 lalu oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), sebanyak 24 persen pelajar menjadi pengguna narkoba.
“Fenomena narkoba di kalangan pelajar sekarang semakin meningkat hal ini berbahaya bagi masa depan pelajar dan bangsa kita,” terang Hafiz.
Selain dampak sosial, para penguna narkoba juga akan mengalami kerusakan pada sistem organ tubuhnya. Menyebabkan kerugian yang sifatnya materi dan non materi.
Hafiz berpendapat, fenomena terjadinya gelombang besar penggunaan narkoba dikalangan pelajar lebih dikarenakan beberapa faktor, diantaranya ingin dianggap keren, sebagai ungkapan solidaritas pertemanan dan beberapa lagi sebagai obyek pelampiasan dari masalah yang dihdapainya.
“Karena tingkat berfikirnya masih belum mendalam, narkoba dianggap sebagai hal yang mengenakkan dan simbol kekerenan bagi mereka,” ujar Hafiz.
Belum matangnya tingkat berfikir pelajar menjadikan mereka lahan basah bagi suburnya bisnis haram para pengedar narkoba. Hafiz megingatkan, kenikmatan sesaat yang disebabkan kelalaian jangan sampai diganjar penyesalan berkelanjutan. Selain berkelanjutan, dampak dari pengunaan narkoba juga sangat luas.
“Kelalaian sekejab menangis bertahun-tahun, gara-gara mencoba menyesal seumur hidup” tegas Hafiz.
Kelalain yang dimaksud bukan mutlak disebabkan dari pelajar itu sendiri, melainkan pihak yang harusnya memiliki kewenangan dalam mengawasi mereka. Termasuk orangtua, guru, dan lingkungan sosialnya.
“Ini adalah tugas kita bersama, jangan hanya menyalahkan. Tapi sudah berbuat apa kita terhadap persoalan ini,” tutupnya.
(Sumber: muhammadiyah.or.id)