IPM.OR.ID., SEMARANG – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Tengah menggelar Sekolah Konservasi Giriwana (SKGW) 2 di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Semarang, pada Sabtu-Ahad (29-30/11/2025).
Kegiatan yang mengangkat tema “Semarang Tanpa Sisa” ini merupakan kolaborasi antara PW IPM Jawa Tengah dengan Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Yayasan Partisipasi Muda, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang.
Dalam pembukaan yang dilaksanakan pada Sabtu (29/11) di Aula Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Semarang, Ketua Umum PW IPM Jawa Tengah Daei Aljanni mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian PW IPM Jawa Tengah terhadap keberlanjutan lingkungan di Jawa Tengah.
“Agenda ini menjadi langkah konkret kami IPM Jawa Tengah dalam bidang lingkungan hidup. Mengingat kondisi lingkungan di kota Semarang yang juga mengkhawatirkan, kegiatan ini adalah wujud nyata kami dalam keberlanjutan ruang hidup manusia,” ujar Daei.
Selain mempelajari tentang pembuatan eco enzyme dan budidaya maggot, peserta diajak untuk melihat langsung tempat pembuangan sampah ilegal yang persis terletak di sebelah Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Kota Semarang.
Lebih lanjut, pada Ahad (30/11) peserta menuju ke Pati untuk melihat bioreaktor kapal selam yang diprakarsai oleh Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Muchamad Sobri.
Pada mulanya Sobri menginisiasi proyek bioreaktor kapal selam ini dalam rangka mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Idenya tentang bioreaktor kemudian mengantarkannya meraih penghargaan Kalpataru oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Seperti namanya, bioreaktor kapal selam yang diprakarsai oleh Sobri ini mengubah sampah organik atau limbah organik, seperti sisa makanan, kotoran hewan, dan bahkan kotoran manusia menjadi energi serta pupuk organik.
“Jadi kami menyebutnya pembangkit listrik tenaga telek wedhus (kotoran kambing) karena ya memang dari situ. Dan saya rasa ini menjadi alternatif energi bagi kita semua, ketika seluruh Pati ini mati listrik, di sini kita tenang saja. Tentunya semua ini gratis, tapi jangan kasih tau orang PLN lho, ya” kelakar Sobri.
Peserta yang terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga mahasiswa, yang Muhammadiyah dan tidak, terlihat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, terutama ketika melihat secara langsung teknologi bioreaktor kapal selam milik Sobri.
Melalui kegiatan ini, peserta diharapankan dapat berkontribusi dalam menghadapi krisis lingkungan melalui edukasi dan aksi nyata. Hal ini dibuktikan dengan rencana tindak lanjut yang mengharuskan peserta untuk merawat maggot dan menanam pohon di lingkungan mereka.*(yud)


































