IPM.OR.ID, Lamongan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Lamongan gelar Musyawarah Daerah (Musda) bertempat di Perguruan Muhammadiyah Modo, Jumat-Ahad (19-21/4/2019).
371 pelajar utusan dari cabang se kabupaten lamongan turut menyemarakkan. Acara yang mengusung tema Menajamkan Pena Gerakan untuk Lamongan Berkemajuan ini, juga bekerja sama dengan Tim IT Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Lamongan untuk membuat aplikasi E-voting (Electronic Voting). Aplikasi ini bisa di download pada google playstore.
Nama-nama calon pemimpin baru bermunculan sebanyak 42 orang. Setelah E-voting ditutup. Terdapat 9 formatur terpilih. Terpilihnya formatur ini langsung diadakan rapat formatur, hingga terpilih sebagai ketua umum dan sekretaris umum PD IPM Lamongan 2018-2020. Dengan rapat formatur itu menghasilkan keputusan yakni Ipmawan Abdul Kholis Fadeli sebagai ketua umum dan Sekretaris Umum Muhammad Luthfi.
Turut hadir, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan dan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) IPM Jawa Timur Deddy Kurniawan untuk membuka acara Musda kali ini. Dalam sambutannya Deddy mengajak para pelajar Muhammadiyah menegaskan kembali gerakan literasi sebagai ciri IPM.
”Tunjukkan pada nusantara bahwa kita pantas melabeli ikatan kita sebagai gerakan literasi,” tandasnya.
Musyda ini, lanjutnya, menjadi ajang untuk menghadirkan pemimpin yang berkualitas dan dipilih bukan berdasarkan hawa nafsu. Dengan harapan pimpinan periode selanjutnya harus lebih baik.
Senyampang dengan itu, IPM Lamongan juga meluncurkan buku Pelangi, buku saku perkaderan, komunitas IPM Hunt-Trash, dan penyerahan kunci gerobak baca dari PDM Lamongan untuk IPM Lamongan. Sebagai Ketua Panitia Musda kali ini Andi Rizal juga memyampaikan untuk selalu menonjolkan jiwa literasi.
,”Musyda kali ini bertujuan menciptakan kader serta pimpinan gerakan yang menonjolkan jiwa literasi,” jelasnya.
Kegiatan hari pertama Musda sampai hari kedua dijadikan ajang apresiasi seni, literasi maupun intelektual. Pada saat pembukaan Ketua Pimpinan Daerah (PD) IPM Irvan Shaifullah menyampaikan, kader IPM telah mengalami badai ketakutan dalam hal mencoba sesuatu yang baru.
”Maka ketakutan ini harus dihilangkan dengan cara pertajam pena dengan gerakan yang berkemajuan,” ujarnya.
Pada tahun 2014 PP IPM juga memberi apresiasi kepada PD IPM Lamongan, lanjut Irvan, sebagai kader terbanyak di Indonesia. Memiliki kader yang besar IPM Lamongan juga mempunyai tantangan dan amanah, meneruskan perjuangan dengan terus menjaga identitas lokal IPM Lamongan, sebagai basis rumah besar literasi IPM se-Indonesia dan meningkatkan intelektual kader IPM di Indonesia. (Lim)