IPM Lanjutkan Advokasik Camp, Resmi Buka Batch Bandung Jadi Gerakan Lanjutan Lawan Perundungan

IPM Lanjutkan Advokasik Camp, Resmi Buka Batch Bandung Jadi Gerakan Lanjutan Lawan Perundungan

BeritaPP IPM
23 views
Tidak ada komentar
IPM Lanjutkan Advokasik Camp, Resmi Buka Batch Bandung Jadi Gerakan Lanjutan Lawan Perundungan

IPM Lanjutkan Advokasik Camp, Resmi Buka Batch Bandung Jadi Gerakan Lanjutan Lawan Perundungan

BeritaPP IPM
23 views
IPM Lanjutkan Advokasik Camp, Resmi Buka Batch Bandung Jadi Gerakan Lanjutan Lawan Perundungan
IPM Lanjutkan Advokasik Camp, Resmi Buka Batch Bandung Jadi Gerakan Lanjutan Lawan Perundungan

IPM.OR.ID., CIMAHI – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) kembali menggelar Advokasik Camp #Happytanpabully Batch Bandung sebagai respons atas tingginya kasus perundungan. Data terbaru mencatat Jawa Barat sebagai provinsi dengan angka perundungan tertinggi di Indonesia.

Pembukaan Advoasik Camp Batch Bandung di BBPPMPV Bidang Mesin dan Teknik Industri, pada Jumat (15/8/2025) diikuti oleh 100 peserta perwakilan siswa dan guru dari berbagai sekolah Muhammadiyah se-Bandung Raya. Turut hadir Ketua PWM Jawa Barat Ahmad Dahlan, Staf Khusus Kemendikdasmen RI Muchlas Rowi, dan Sekretaris Direktorat Jenderal Vokasi, Diskus, dan PLK Kemendikdasmen RI Muhammad Hasbi.

Staf Khusus Kemendikdasmen Muchlas Rowi mengungkapkan teknologi hanyalah alat, sedangkan pencegahan bullying sejatinya adalah tanggung jawab moral bersama.

“Kita juga harus jujur bahwa AI tidak bisa menggantikan peran manusia sepenuhnya. Empati, kepedulian, dan kasih sayang tetap harus lahir dari hati kita sebagai pendidik, orang tua, dan teman sebaya,” ungkap Rowi.

Ia juga mengapresiasi model pelatihan IPM yang dinilai inovatif. Pernyataan ini menunjukkan pentingnya keseimbangan antara inovasi teknologi dan pembentukan karakter, sehingga upaya pencegahan perundungan dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.

“Saya sangat mengapresiasi inisiatif berbagai pihak, termasuk IPM, yang menggabungkan pendekatan teknologi, psikologis, dan pendidikan karakter dalam Advoasik Camp. Inilah contoh konkret bahwa pendidikan kita bergerak maju tanpa meninggalkan sisi kemanusiaannya,” ujarnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Vokasi, Diskus, dan PLK Kemendikdasmen RI Muhammad Hasbi mengatakan perundungan adalah masalah darutat yang membutuhkan aksi nyata.

“Setiap kali mendengar cerita anak-anak yang trauma hingga mogok sekolah, hati saya teriris. Ini bukan lagi masalah sepele, tapi darurat pendidikan yang butuh aksi nyata dari kita semua,” tuturnya.

Ketua Umum PP IPM Riandy Prawita, menekankan peran strategis pelajar dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman.

“Kasus pembullyan di indonesia katanya paling tinggi di Jabar. Melalui Advokasik Camp ini, semoga teman-teman dapat duta happy tanpa bully di sekolah masing-masing,” ujar Riandy.

Ia mengibaratkan peran IPM seperti matahari yang konsisten memberi energi positif.

“Seperti matahari yang tak pilih-pihak dalam menyinari, kader IPM harus menjadi teladan anti-perundungan di sekolah masing-masing. Program ini adalah yang terbaik dari Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik untuk melawan budaya perundungan,” tambahnya.

Ketua PWM Jawa Barat Ahmad Dahlan menyoroti pentingnya pendekatan berbasis nilai-nilai keislaman.

“Islam mengajarkan kita untuk menjadi rahmat bagi semesta. Kasus perundungan yang marak ini bertentangan dengan nilai tersebut. Saya apresiasi inisiatif IPM yang menggabungkan pendekatan psikologis dan spiritual dalam pelatihan ini,” ujar Ahmad Dahlan.

Ia juga mengingatkan bahwa perundungan bukan sekadar masalah disiplin sekolah, melainkan ancaman terhadap hak dasar anak.

“Korban perundungan berisiko kehilangan 2 tahun perkembangan kognitif. Ini darurat yang butuh solusi sistematis,” tegasnya.

Kepala BBPPMPV Bidang Teknik dan Mesin Nana Halim menyatakan kesiapan unitnya mendukung program ini secara teknis. Ia menegaskan bahwa dukungan tersebut tidak hanya berupa fasilitas, tetapi juga keterlibatan dalam memastikan program berjalan efektif dan berkelanjutan.

“BBPPMPV Bidang Teknik dan Mesin siap mendukung program ini secara teknis. Kami akan memastikan segala kebutuhan yang diperlukan dapat difasilitasi agar kegiatan berjalan lancar dan memberi dampak nyata bagi pelajar,” jelasnya.

Ketua Umum PW IPM Jawa Barat Sunanulhuda mengatakan PW IPM Jawa Barat, merasa sangat terhormat dan bersyukur dapat menjadi tuan rumah kegiatan Advoasik Camp Batch Bandung.

Gerakan yang tidak hanya berhenti di forum ini, tetapi juga dibawa ke sekolah-sekolah, komunitas pelajar, bahkan ke ruang-ruang keluarga.

“Dengan dukungan semua pihak, mulai dari pemerintah, organisasi, hingga masyarakat. Kita yakin Happy Tanpa Bully bukan hanya slogan, melainkan budaya yang tumbuh di tengah pelajar Indonesia,” ungkapnya.

Setelah sebelumnya terlaksana di sejumlah daerah, Batch Bandung diharapkan memperkuat komitmen bersama antara pelajar, guru, dan pemerintah untuk menciptakan sekolah yang aman, ramah, serta bebas dari praktik perundungan.

Melalui kehadiran para Guardians, IPM berkomitmen menjadikan Happy Tanpa Bully bukan sekadar slogan, melainkan budaya baru yang mengakar kuat di tengah generasi muda Indonesia. *(Say)

Tags: , , ,
IPM Bela Menko Zulhas: Visi Pemberdayaan Ekonomi Pemerintah Sudah Tepat
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.