IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menghadiri milad Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ke-61 di Gedung Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta, pada Sabtu (23/7/2022)
Dalam sambutannya di resepsi milad IPM ke-61, Haedar bercerita saat dirinya pernah menjadi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), selama menjabat Haedar sering diamanahi untuk merumuskan sesuatu, salah satunya adalah konsep 3T (tertib ibadah, organisasi, belajar).
“Dari perumusan konsep 3T itu, kami memiliki asumsi bahwa kita boleh tidak menjadi sesuatu, tetapi harus bisa mengantarkan generasi setelah kita untuk menjadi banyak sesuatu yang bermakna,” tutur Haedar.
Selama berada di Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar selalu menghabiskan waktu di perpustakaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan perpustakaan Suara Muhammadiyah saat sedang merumuskan suatu hal, dan di sana Haedar berkata bahwa ada banyak pemikiran-pemikiran besar milik muhammadiyah yang terputus dari apa yang diletakkan oleh KH. Ahmad Dahlan.
“Maka dari itu, IPM harus menjadi lahan sosialisasi secara keseluruhan tentang islam berkemajuan dengan meletakkan misi Muhammadiyah, dakwah dan tajdid, dalam sketsa besar sebagaimana KH. Ahmad Dahlan lakukan,” kata Haedar.
Haedar juga mengajak IPM agar memberikan kajian-kajian keislaman kepada pelajar ala IPM dengan menjalankan jihad algoritma. Yang nantinya, dengan jihad algoritma itu IPM dapat membangun kawasan dunia pelajar dan milenial yang lekat dengan keagamaan, sekaligus memiliki komitmen akhlak dan alam pikiran yang melampaui, yang melintasi.
“Generasi Nashir dan kawan-kawannya inilah yang akan menjadi penyambung bagi remaja, generasi milenial, kalau tidak dunia ini akan menjadi dunia yang ‘salah asuhan’. Ini penting! Jika tidak, maka para remaja akan kehilangan orientasi keagamaan, bisa jadi orang yang kuat keislamannya, tetapi anti terhadap perbedaan atau bahkan menjadi pribadi yang memusuhi agama. dan di sinilah IPM hadir menawarkan islam yang wasathiyah berkemajuan,” jelas Haedar.
Haedar lalu menyampaikan bahwa dengan melihat perkembangan zaman, dibutuhkan kader-kader yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga dia mampu ber-fastabiqul khairat dengan siapapun.
“Kalian harus lebih melompat ke depan lagi dengan tetap berpijak di bumi dan dalam tradisi besar Muhammadiyah,” pungkas Haedar. *(Yud)