Pesan Penting Ketum PP IPM dalam Resepsi Milad 61 IPM, Nashir Efendi: Kita Memerlukan Jihad Algoritma

Pesan Penting Ketum PP IPM dalam Resepsi Milad 61 IPM, Nashir Efendi: Kita Memerlukan Jihad Algoritma

BeritaMilad 61 IPMPP IPM
966 views
Tidak ada komentar
Pesan Penting Ketum PP IPM dalam Resepsi Milad 61 IPM, Nashir Efendi: Kita Memerlukan Jihad Algoritma

[adinserter block=”1″]

Pesan Penting Ketum PP IPM dalam Resepsi Milad 61 IPM, Nashir Efendi: Kita Memerlukan Jihad Algoritma

BeritaMilad 61 IPMPP IPM
966 views
Pesan Penting Ketum PP IPM dalam Resepsi Milad 61 IPM, Nashir Efendi: Kita Memerlukan Jihad Algoritma
Pesan Penting Ketum PP IPM dalam Resepsi Milad 61 IPM, Nashir Efendi: Kita Memerlukan Jihad Algoritma

IPM.OR.ID., YOGYAKARTA – Meriah! Sabtu (23/07/22) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) menggelar Resepsi Milad IPM ke-61 di Gedung Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta. Kegiatan yang bertemakan “Arus Utama Pelajar Indonesia” ini dihadiri oleh hampir 500 kader IPM dan turut pula dihadiri oleh Nashir Efendi (Ketua Umum PP IPM), Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Raja Juli Antoni (Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Republik Indonesia), dan Winarni Dien Monoarfa (Staff Ahli Menteri LHK Republik Indonesia).

Nashir Efendi selaku Ketua Umum PP IPM dalam sambutannya mengungkapkan hal menarik mengenai dekorasi panggung Resepsi Milad IPM ke-61 ini. Ia menyoroti adanya ornamen komputer, waktu, pena, kacamata, dan buku.

“Di atas saya nampak ada ornamen-ornamen yang menggambarkan Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang sebenarnya. Ada PC atau komputer yang bermakna produktifitas. Ada juga waktu, al-ashr. Dimana kita harus menghargai bahwa dunia ini hanya persoalan waktu. Barang siapa yang tidak menghargai waktu maka ia tidak bisa berhadapan dengan dunia itu sendiri,” terang Nashir.

Ia lebih lanjut menyoroti adanya ornamen pena yang ia maknai sebagai perintah untuk kita berkarya. Ada pula kacamata yang ia maknai bahwa IPM memiliki paradigma dan cara pandang yang luas. Juga yang terakhir adalah buku, dan buku menurut Nashir adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan.

Dalam sambutannya, Nashir juga menyampaikan kepada ratusan kader IPM mengapa “Arus Utama Pelajar Indonesia” menjadi tema yang diangkat dalam Milad IPM ke-61 ini. Menurutnya ada kurang lebih tiga poin alasan tersebut.

Pertama, sekarang sudah banyak informasi yang semakin merajalela. Yang dulunya orang membutuhkan informasi bisa memilah-memilih, sekarang informasi-informasi itu semakin banyak sehingga informasi yang tidak kita butuhkan tetap menghampiri kita. Dengan derasnya arusnya informasi dan derasnya arus mayoritas publik ini, menurut Nashir saat ini kita semua dikendalikan oleh hal-hal yang sifatnya popularitas, viralitas, dan semuanya itu terkadang pada realitas saat ini cenderung pada hal yang negatif.

“Nah, hal ini lah yang harus kita jaga dalam nilai-nilai Ikatan Pelajar Muhammadiyah bahwa setidaknya arus popularitas, viralitas, dan juga hal lain yang itu mendorong pada setiap pilihan-pilihan kita tidak diarahkan pada atas dasar pilihan kita sendiri, nurani kita sendiri. Tetapi pada algoritma,” jelas Nashir.

Menurut Nashir, arus di media sosial yang membuat seolah-olah kita tidak punya pilihan lagi yang disuguhkan oleh sosial media membuat kita terlena. Oleh karenanya, kader IPM di seluruh Indonesia memerlukan jihad algoritma.

Maka disini lah kita membutuhkan jihad algoritma yang itu bisa menjadi pegangan kita dalam menghadapi derasnya arus informasi,” tutup Nashir.

Kedua, hari ini kebenaran ditentukan oleh banyaknya keputusan mayoritas publik. Suatu hal yang besar, yang populer, yang memiliki likes yang banyak, retweet yang banyak, followers yang banyak menjadi acuan utama dalam mencari informasi. Siapa yang banyak siapa yang menang. Menurut Nashir, dalam keadaan ini kader IPM memerlukan spirit creative of minority.

Maka disnilah diperlukan creative of minority. Spirit creative of minority ini harus kita tunjukkan bersama bahwa Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Muhammadiyah sendiri, meskipun menurut berbagai riset kita masih jauh secara kuantitas, tetapi secara kualitas IPM masih bisa diperhitungkan dalam dunia, Indonesia, dan di masa yang akan datang,” tukas Nashir.

Oleh sebab dua alasan itu lah kemudian Nashir merasa bahwa untuk bisa mendayung dalam arus ini, IPM harus bisa menjadi arus utama. IPM menurutnya harus bisa masuk ke dalam arus yang positif, bahkan tidak hanya ikut arus tetapi menjadi arus yang utama.

“Yang bisa mengendalikan dalam dunia anak muda, IPM harus bisa menjadi rusjukan agama, rujukan keilmuan, dan bisa menjadi wahana keilmuan di pelajar, di anak muda seluruh indonesia,” lengkap Nashir.

Di akhir sambutan, Nashir mencoba untuk kembali mengajak kader IPM se-Indonesia untuk sadar akan tanggung jawab moral dengan berbagai predikat Pelajar Berkemajuan. Dengan predikat itu, IPM senantiasa berupaya membekali seluruh kader, anggota, dan alumni yang kini tersebar di seluruh penjuru nusantara dan dunia dan menduduki beberapa jabatan penting dalam pemerintahan maupun organisasi internasional dengan ilmu sebanyak-banyaknya dan berkualitas.

“Sebagai akhir dari kontemplasi ini semua, mari lah kita coba memaknai lirik dari mars IPMyang menyatakan bahwa IPM berarti menjadi pelopor, pelangsung, penyempurna. Inti dari penyataan tersebut ialah untuk senantiasa melakukan secara ikhlas dan tulus melakukan segala sesuatu untuk kemaslahatan masyarakat dan bangsa,” tutup Nashir. *(iant)

Tags: , ,
Gala Launch Milad IPM61, Busyro Muqoddas Bahas Solidaritas
Hadiri Resepsi Milad IPM ke-61, Wamen ATR/BPN Raja Juli: IPM Bagi Saya Adalah Sekolah!
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.