Perkaderan untuk Semua!

Perkaderan untuk Semua!

OpiniPP IPM
7K views
Tidak ada komentar
Perkaderan untuk Semua!

[adinserter block=”1″]

Perkaderan untuk Semua!

OpiniPP IPM
7K views
Perkaderan untuk Semua!
Perkaderan untuk Semua!

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) periode 2021-2023 telah memulai pergerakannya. Begitu pula dengan Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, hingga Pimpinan Cabang dan Pimpinan Ranting IPM se-Indonesia yang sedang giat-giatnya menyelenggarakan permusyawaratan.

Setelah rangkaian awal periode hingga Rakernas, mulai terlihat bahwa setiap bidang PP IPM memiliki tugas dan corak gerakan masing-masing. Mungkin, kader dan pelajar se-Indonesia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan PP IPM periode ini.

Termasuk dalam bidang perkaderan, beberapa hal ini patut menjadi catatan kita untuk mengarungi satu periode ke depan.

Riset yang Cukup dan Kolaborasi Seluas-luasnya

Banyak pertanyaan-pertanyaan reflektif seputar IPM yang kita sendiri kesulitan untuk menjawabnya. Mengapa hal itu terjadi? Karena kita banyak asyik sendiri dengan pimpinan masing-masing. Kita kekurangan data dan sangat jarang membuat gerakan berbasis riset.

Riset menjadi penting karena riset yang baik melatih kita untuk jujur. Kalau ada hal baik, disampaikan, kalau ada hal buruk, juga tidak boleh ditutupi. Itulah riset, itulah gerakan ilmu. Dari riset pula-lah kita dapat meminimalisasi kebingungan, riset ibarat pembuka jalan bagi kita untuk memahami dan “menguasai” dunia.

Lebih dari itu, kita juga memerlukan kolaborasi. Secara internal, kita sering terkotak-kotakkan antar struktur. Baik struktur setingkat maupun struktur atas dengan bawahnya. Padahal, era saat ini membutuhkan kolaborasi seluas-luasnya. Bahkan berbagai ahli menyebutkan bahwa kolaborasi adalah salah satu kunci manusia untuk bertahan dan tetap relevan di era revolusi industri 4.0.

Maka, sudah saatnya kita berkolaborasi. Kolaborasi dapat dilakukan dengan struktur di atas maupun di bawah pimpinan tempat kita bernaung, dapat pula dilakukan dengan struktur setingkat. Selain itu, kolaborasi dengan pihak di luar IPM juga tak kalah penting untuk digencarkan.

Baik dalam agenda aksi, perkaderan, keorganisasian, pelatihan, diskusi, atau bentuk apapun yang dapat mendukung IPM tetap bertahan bahkan memperluas jangkauan dakwah dan gerakannya.

Branding Perkaderan

Branding adalah serangkaian upaya agar sebuah produk maupun organisasi dapat melekat di benak khalayak yang menjadi target. Sebagai contoh, kita semua tahu Apple, Coca-cola, Honda, Yamaha, Samsung, nama-nama produk tersebut adalah produk yang melekat kuat dalam benak kita.

Pertanyaannya, apakah pelajar (umum) sebagai basis massa sekaligus target dakwah IPM sudah mengenal IPM dalam benak mereka? Jawabannya belum. Maka, ada upaya branding yang perlu dilakukan.

Perlu upaya-upaya memperkenalkan serta memperkuat citra IPM agar dapat dikenal oleh lebih banyak pelajar dan anak muda se-Indonesia.

Upaya branding ini mestinya tidak hanya dilakukan oleh bidang perkaderan. Seluruh bidang dan kader IPM perlu memahami branding dan menyatukan kekuatan. Namun, bidang perkaderan akan memulai dengan membuat logo yang segar untuk agenda-agenda rutin dan berkualitas seperti TMU dan Fortasi, serta tagline #PerkaderanUntukSemua yang diusung periode ini dan diharapkan juga di masa mendatang.

Upaya ini juga perlu didukung dengan semangat keterbukaan. Agar IPM tidak berkutat di zona nyaman dan jago kandang saja, melainkan juga keluar ke ranah pelajar dan dunia yang lebih luas. Maka upaya branding dan semangat keterbukaan perlu dimulai dengan memahami “apa yang sebenarnya pelajar butuhkan?” dan “apa yang pelajar inginkan?” lalu memusatkan perhatian IPM, termasuk perkaderannya, pada dua aspek ini.

Perkaderan yang Menyenangkan

Ada dua faktor yang menjadikan seseorang atau sekelompok orang tertarik akan sesuatu yaitu faktor penarik dan faktor pendorong.

Sebagai contoh kasus, mengapa banyak lulusan SMA/sederajat dari berbagai wilayah se-Indonesia kuliah di Jogja? Faktor pendorongnya antara lain keinginan untuk merantau, kesiapan finansial, adanya beasiswa, atau akses pendidikan di wilayah asal yang tidak sebagus Jogja.

Faktor penariknya antara lain banyak dan berkualitasnya pilihan kampus di Jogja, biaya hidup yang relatif terjangkau, hingga iklim yang cenderung bersahabat.

Faktor penarik dan pendorong inilah yang perlu diperhatikan para penggerak IPM dalam menggelar perkaderan. Bagaimana pelajar bisa terdorong untuk mengikuti perkaderan jika tidak merasa IPM sesuai dengan dunia mereka? Bagaimana pelajar bisa tertarik untuk mengikuti perkaderan jika yang terjadi pada proses perkaderan justru hal-hal menyeramkan dan tidak ada dampak langsungnya bagi kehidupan mereka?

Maka, inilah yang perlu diperhatikan IPM. Konsep perkaderan yang menyenangkan perlu dipromosikan agar menjadikan IPM bukan hanya tempat anak muda menjadi aktivis, tetapi juga mendapat teman ketika di luar merasa kesepian, menyalurkan potensi-potensi mereka, bahkan menggantikan posisi keluarga jika merasa tidak nyaman dalam keluarga mereka. Inilah perkaderan yang tentu menarik dan memiliki manfaat yang konkret bagi pelajar.

Pembaruan SPI

Spirit yang dibawa IPM adalah spirit perubahan. Hal ini tergambarkan dalam setiap pergerakan IPM yang menyambut baik perubahan, bukan malah menyalahkan keadaan ketika perubahan datang.

Salah satu contoh konkretnya adalah perubahan Sistem Perkaderan IPM (SPI) dari waktu ke waktu untuk merespons zaman.

SPI Merah muncul ketika represivitas rezim sangat terasa. SPI Biru muncul menyambut kehadiran IRM yang sangat luas bidang garapnya. SPI Hijau muncul dengan menyambut era reformasi dan demokrasi yang makin baik. Lalu, SPI Kuning menyambut era kreativitas-teknologi-keterbukaan.

Perubahan-perubahan dalam IPM yang digambarkan lewat perubahan SPI adalah perubahan yang berani. Salah satu contohnya, dalam SPI Hijau instruktur digantikan fasilitator, satu keberanian yang tidak dimiliki organisasi lain. Keberanian-keberanian semacam ini yang harus diulangi dalam menyambut dan melampaui zaman.

Seperti kita ketahui bersama, fenomena pelajar yang lebih tertarik dengan kegiatan non-seremonial, serbuan kecerdasan buatan, dan disrupsi yang mengubah seluruh lini kehidupan perlu kita sambut dengan tangan terbuka.

Pembaruan SPI, entah dalam bentuk pergantian SPI atau pengembangan dari yang telah ada, mutlak dibutuhkan.

***

Demikianlah ulasan tentang arah perkaderan yang berarti juga arah IPM ke depan. Nilai-nilai dari arah perkaderan IPM di masa mendatang ini juga telah diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan Bidang Perkaderan PP IPM periode 2021-2023.

Kami sangat terbuka jika ada kader-pimpinan IPM se-Indonesia yang ingin berkolaborasi, mendukung, ataupun sebatas memberi masukan.

Akhirnya, jika arah perkaderan IPM dirangkum dalam satu frasa, maka frasa tersebut adalah: Perkaderan untuk Semua!

  • Penulis adalah Nabhan Mudrik Alyaum, Ketua Bidang Perkaderan PP IPM 2021-2023.
  • Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
Tags: ,
PP IPM Adakan DIALOGUE Spesial Majalah Kuntum, Masihkah Kuntum Jadi Majalah Kebanggan Kader IPM?
Road To Kopdarnas! Kelas Media 101 #2 Bongkar Rahasia Desain
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.