Pelajar Hari Ini, Mimpi, dan Kontribusi untuk Negeri

Pelajar Hari Ini, Mimpi, dan Kontribusi untuk Negeri

OpiniOpini Pelajar
2K views
Tidak ada komentar
pelajar hari ini

[adinserter block=”1″]

Pelajar Hari Ini, Mimpi, dan Kontribusi untuk Negeri

OpiniOpini Pelajar
2K views
pelajar hari ini
pelajar hari ini

    Barang tentu sudah menjadi hal yang pasti bahwa generasi muda akan menjadi ujung tombak untuk negeri suatu saat nanti karena memang sudah pasti bahwa generasi mudalah yang akan meneruskan perjuangan tokoh-tokoh di negeri ini, terlebih seorang pelajar. Pelajar di hari ini akan menjadi harapan bagi negeri kita di masa depan. Pelajar yang seperti apa? Pelajar yang mempunyai mimpi dan mau berkontribusi demi kemajuan negeri. 

    Perlu teman-teman ketahui bahwa tidak sedikit dari pelajar di masa kini yang masih belum peka akan kehidupan di masa depan. Lebih jelasnya, banyak dari generasi muda yang termasuk golongan seorang pelajar masih belum mempunyai mimpi. Baik itu mimpi untuk diri sendiri ataupun mimpi untuk negeri ini. 

     Hal itulah yang menjadi problematika generasi muda dan juga seorang pelajar. Tidak sedikit dari mereka yang tidak peka akan masa depan, dan tidak mau peka dalam halnya berkontribusi untuk kemajuan negeri. 

     Sekarang kiranya kita perlu melihat jauh ke belakang ketika Indonesia masih memperjuangkan kemerdekaan. Peran anak muda menjadi amat penting kala itu. Peran anak muda waktu itu menjadi harapan besar dalam memperjuangkan kemerdekaan. Indonesia bisa mendapatkan kemerdekaan salah satunya karena peran anak muda yang memiliki mimpi yang jelas yakni memperjuangkan kemerdekaan untuk bangsa Indonesia. Bahkan juga banyak yang berpendapat bahwa secara historis sejarah Indonesia adalah sejarahnya anak muda.

     Tetapi kalau kita bandingkan dengan realita atau kenyataan anak muda di Indonesia sekarang ini, tentu masih amat bertolak belakang dengan sejarah. Tidak sedikit di antara generasi muda yang hobinya hanya rebahan, main game, dan segala macam tanpa tahu batasan waktu. Dari kenyataan itu, mari kita pertanyakan pada generasi muda, sudahkah pelajar hari ini memiliki mimpi? Lalu, adakah keinginan dalam diri semua pelajar di Indonesa untuk berkontribusi dalam kemajuan negeri?

     Jika kita ibaratkan, sebuah kapal laut akan berlayar ke lautan. Tetapi di saat itu mereka tidak tahu akan ke mana mereka berlayar. Mereka tidak mempunyai tujuan. Apakah akan berlayar ke samudera hindia, apakah akan berlayar ke pulau ini, pulau itu, mereka tidak tahu. Dan pada akhirnya mereka hanya terombang ambing ke sana ke sini oleh besarnya ombak di lautan. Begitupun dengan keadaan banyak pelajar di Indonesia saat ini. Tidak sedikit dari mereka yang hanya terlempar ke sana, terlempar ke sini, oleh besarnya ombak kehidupan. 

     Menyanggam satu kalimat perkataan Bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia (baca: Bapak Ir. Soekarno), “Seribu orang tua bisa bermimpi. Satu orang anak muda bisa mengubah dunia.” Kalimat itu memiliki makna bahwa anak muda masih memiliki waktu, usia, dan tenaga untuk terus ikut terlibat dalam kemajuan bangsa. Lantas seiring berjalannya waktu semakin kita berlanjut usia artinya semua yang kita miliki sewaktu masih muda, yakni waktu, usia, dan tenaga itu akan semakin memudar. Pada akhirnya semua yang sekarang anak muda miliki perlu terus di manfaatkan dengan sebaik mungkin. Jangan sampai kita sebagai anak muda hanya terombang-ambing oleh besarnya ombak kehidupan.

     Indonesia memiliki anak muda sebagai harapan. Anak muda memiliki Indonesia untuk terus diperjuangkan. Pelajar harus sadar bahwa hari ini mereka dipanggil untuk negeri. Pelajar hari ini perlu membangun mimpi untuk kemajuan negeri tercinta ini. 

     Jika sekarang Muhammadiyah dan IPM mempunyai kader, maka peran Muhammadiyah dan IPM adalah menjadikan semua kader menjadi kader yang berkemajuan. Dengan apa? Salah satunya dengan menuntut juga mendidik semua kader untuk membangun mimpi, lantas berkontribusi untuk Muhammadiyah, IPM, juga negeri. 

*) Catatan

  • Penulis adalah Nafis Hadi Purnama, Anggota Bidang PIP PR IPM Darul Arqam Garut
  • Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.

 

Tags: ,
Menumbuhkan Kesadaran dalam Berorganisasi, Perlukah dengan Paksaan?
Kaderisasi: Proses Internalisasi atau Sekadar Legitimasi?
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.