Paradigma yang Mulai Usang: 3T Itu Nggak ‘Doang’!

Paradigma yang Mulai Usang: 3T Itu Nggak ‘Doang’!

Opini
1K views
Tidak ada komentar
Eksistensi Pelajar di Tengah Problematika Pendidikan

[adinserter block=”1″]

Paradigma yang Mulai Usang: 3T Itu Nggak ‘Doang’!

Opini
1K views
Eksistensi Pelajar di Tengah Problematika Pendidikan
Eksistensi Pelajar di Tengah Problematika Pendidikan

Siapa kader IPM yang tidak mengenal 3T? Sebuah identitas lama yang senantiasa di gaungkan kader IPM dimanapun ia berada. Tertib ibadah, tertib belajar, dan tertib organisasi.

3 hal tersebut terasa mudah untuk diingat dan diucapkan bukan? Namun realita yang nampak, ketiga tertib tersebut perlahan hanya menjadi kata tanpa makna dari nilai aksinya.

Bagi saya, 3T merupakan hal yang kompleks dan bukan sesederhana diucapkan serta dijadikan media kampanye semata. Segala yang ada dalam sistem IPM, bagi saya adalah implementasi 3T. Bahkan cara termudah bagi seorang pelajar dalam mengenal IPM secara mendasar, adalah cukup dengan 3T.

19 Oktober 2022, usai mengikuti kegiatan debat internal yang diselenggarakan oleh IPM SMA dahulu. Saya menemukan salah satu calon formatur yang mengusung kata 3T pada misi yang digunakan.

Lantas saya mulai tersadar, jika 3T menurut saya adalah hal yang fundamental dalam ikatan. Mengapa tidak ada yang mendiskusikan lebih lanjut terkait makna 3T tersebut? Apakah memang semua peserta debat sudah memahami? Atau malah sebaliknya, anggota IPM yang hadir belum memahami hal penting dari 3T seperti saya memaknainya. Dari sini muncul sebuah pertanyaan mendasar dalam diri saya setelah hampir 10 tahun berada dalam lingkungan IPM.

Apakah Selama Ini 3T yang Saya Maknai Sudah Tepat?

Sepenting apa 3T bagi seorang pimpinan IPM, hingga paradigma ini tidak pernah digantikan dengan konsep pemikiran lain sejak dahulu. Berbeda dengan paradigma gerakan IPM yang berubah mengikuti zaman, hingga sekarang kita menggunakan Pelajar Berkemajuan.

Mengapa Tidak Ada Kajian Khusus Mengenai 3T Secara Mendalam?

Jika memang 3T adalah hal yang penting, mengapa pembahasan ini hanya muncul sepintas pada materi ke-IPM-an melalui PKDTM maupun LDKS yang diselenggarakan. Bahkan pembahasannya pun sederhana, berbeda dengan materi Appreciative Inquiry yang dibahas sangat mendalam.

Mengapa 3T Lebih Sering Saya Temukan di Ranting Saja?

Rasanya asing ketika saya berada pada pimpinan daerah hingga wilayah, mendengar pembahasan 3T dalam forum yang ada. Baik rapat maupun permusyawaratan. Berbeda dengan masa sekolah, yang masih sering disampaikan oleh pembina untuk meluruskan kepribadian para pimpinan IPM sekolah.

3T Adalah Paradigma!

Dari tiga pertanyaan tersebut, saya mulai mendalami dan mengevaluasi pemahaman saya  terhadap 3T. Kesadaran pertama yang saya temukan adalah 3T merupakan sebuah “paradigma”. Dengan mudahnya melalui browser pada handphone, saya simpulkan bahwa paradigma merupakan cara pandang kita dalam menghadapi realita. Dari definisi ini, muncul kesadaran kedua saya. Yang berarti, 3T ini bukan sekedar akronim biasa. Namun hadirnya 3T pasti tidak terlepas dari sebuah sejarah lampau yang menggambarkan realita perilaku anggota dan kader IPM yang dinilai bermasalah.

Bahkan, jika paradigma tersebut masih berlaku hingga sekarang. Dapat disimpulkan, bahwa realita tersebut masih terjadi hingga sekarang dan perlu untuk terus berbenah.

3T Ada Karena Sejarah!

Maka untuk mengetahui realita yang dimaksud, saya coba telusuri sejarah dari adanya 3T dicetuskan. Hingga saya temukan tulisan  dari. H. Agus Sukaca, M.Kes pada laman berita ipm.or.id di tanggal 16 Oktober 2016. Dimana penulis menjelaskan sejarah panjang dari adanya 3T bermula karena stigma buruk yang melekat pada aktivis organisasi kepelajaran dan kemahasiswaan pada thn 70-an hingga 80-an.

Hingga para orang tua dan pendidik saat itupun mulai mengkhawatirkan kondisi seperti ini, serta mulai memberi nasihat kepada para aktivis untuk mengurangi aktivitas organisasinya dan mulai fokus terhadap prestasi studinya. Dari kondisi dan stigma tersebutlah yang melahirkan pokok-pokok pemikiran para tokoh PP IPM waktu itu. Yang selanjutnya pokok-pokok pemikiran tersebut kita kenal sebagai 3T.

Tiga Bidang Wajib Adalah Implementator 3T IPM

Selanjutnya setelah membaca pokok-pokok pemikiran melalui tulisan dari. H. Agus Sukaca, M.Kes. Saya pun teringat 3 Bidang Wajib yang nampaaknya sejalan dengan 3T ini. Diantaranya bidang Perkaderan, PIP, dan KDI. Maka selanjutnya, saya pun mulai merefleksikan hubungan antara kedua hal ini.

Tertib Ibadah

Ketika kita bertanya, mengapa seorang kader IPM perlu tertib ibadah? Maka jawabannya adalah sederhana. Karena IPM merupakan gerakan dakwah, yang memperhatikan aspek penyampaian dan pendampingan para pelajar sebagaimana konsep dasar dari berdakwah. Khususnya dakwah yang bersangkutan dengan hal ibadah. Aspek inilah yang menjadikan tertib ibadah sebagai prioritas utama bagi anggota maupun kader IPM. Maka, hadirlah bidang KDI atau Kajian Dakwah Islam dalam struktural guna mengawal keberhasilan dari paradigma tertib ibadah.

Tertib Belajar

Mengapa kader IPM juga perlu tertib belajar? Maka jawabannya sudah jelas. Karena IPM merupakan organisasi pelajar, yang menuntut ilmu dalam dunia pendidikan. Lantas belajar merupakan aktivitas umum dan kewajiban bagi seseorang selama memegang status pelajar. Bahkan sebelum mengemban amanah sebagai pimpinan IPM, kitapun sudah memegang status pelajar terlebih dahulu. Maka orang tuapun wajar lebih menekankan kita untuk tetap tertib dalam menjalankan studi. Sehingga, bidang PIP layak sebagai bidang wajib dalam struktural. Dimana melalui bidang inilah yang turut membangun atmosfer keilmuan bagi pelajar, khususnya internal pimpinan itu sendiri. Mengawal keseimbangan proses keilmuan yang berlaku dalam pimpinan IPM ditengah amanah ikatan.

Tertib Organisasi

Serta yang terakhir, mengapa kader IPM perlu tertib organisasi? Maka jawabannya sudah kita fahami bersama. Bahwa IPM merupakan organisasi kader dan berjenjang. Maka IPM dituntut untuk terus hidup dan menghidupi organisasi induknya, serta berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Organisasi kader, sebagai organisasi otonom Muhammadiyah maka seorang kader IPM juga turut mengemban amanah dan dipersiapkan sebagai bagian dari organisasi induknya. Sehingga kader IPM merupakan generasi penerus para pengurus Muhammadiyah maupun Aisyiyah saat ini. Organisasi berjenjang, dimana IPM memiliki tingkatan pimpinan yang berjenjang. Sehingga, hal yang menyenangkan dalam berIPM adalah proses pembelajaran yang panjang.

Seorang pimpinan sekolah usai menjalankan amanahnya, maka ia pun bisa berIPM pada jenjang Pimpinan Cabang. Begitupun seterusnya, PC lanjut PD, PD lanjut PW, hingga PW lanjut PP IPM. Aktivitas dan ranahnya pun akan berbeda antar jenjang. Sehingga ilmu dan keterampilan yang dapat diperoleh akan sangat beragam. Dari sinilah yang menjadikan peran bidang Perkaderan cukup vital dalam organisasi.

Bagaimana pimpinan mampu menggali anggota IPM baru, hingga menjadikannya bagian dari kader IPM. Serta bagaimana Pimpinan mampu merawat dan memberdayakan kader IPM usai Taruna Melati, guna memassifkan roda kaderisasi bagi ikatan dan Muhammadiyah.

3T Adalah Clue Ber-IPM

Sehingga dari pemahaman relasi ketiga tertib tersebut dengan bidang wajib, pimpinan IPM harusnya sudah memiliki clue dalam membentuk ranah kerja dari bidang Perkaderan, KDI, dan PIP. Sehingga pimpinan yang baru, tidak dalam kondisi kosong diawal kepengurusannya. Namun sudah cukup terbekali, hanya dengan mendalami 3T IPM.

  • Penulis adalah Ghazwu Fikril Haq, bagian dari PW IPM Jawa Timur periode 21-23. Seorang Mahasiswa Elektro ITS angkatan 2018 yang gemar beraktivitas sosial, mengembangkan personalia, dan desain. Banyak hal yg telah saya bagi melalui kanal sosial media saya, baik seputar kegiatan organisasi, hasil desain, hingga elektronika di instagram maupun tiktok @ghazwu_fikril.
  • Substansi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis.
Tags: ,
Urgensi Pimpinan Cabang, Emang Ada?
Berhemat Sama dengan Menyelamatkan Bumi!
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.