IPM.OR.ID. MALANG – Akhir-akhir ini, anak muda kerap ambyar atau galau di sosial media. Menanggapi hal tersebut, PC IPM Kepanjen menghadirkan Pelatihan Media “Sobat Pelajar Ambyar” pada Ahad (06/03/22) di STMJ 86 Kepanjen, Kabupaten Malang. Pelatihan tersebut bertujuan untuk membantu menuangkan kegalauan pelajar dalam bentuk karya.
Pelatihan ini mengusung tema Pelajar Sotis : Berdaya Kritis dan Merubah Fenomena Sosial. Dihadiri oleh pemateri Fery Martasonar selaku Bidang Perkaderan Pimpinan Pusat IPM, Direktur Lembaga Media dan Komunikasi Pimpinan Pusat IPM, Ulima Nabila Adinta dan Sekretaris Bidang Teknologi Informasi IPM Jawa Timur, Nafi Maula Hakim. Turut hadir pula Ketua umum Pimpinan Daerah IPM Kabupaten Malang Yudhistira Ananta dan diikuti oleh perwakilan 5 orang peserta dari setiap Pimpinan Ranting IPM se-Kecamatan Kepanjen.
Pemateri pertama yaitu Ulima Nabila Adinta yang membahas tentang sosial media. Saat pemaparan materi, Nabila menyinggung mengenai riset. Riset dalam sosial media itu penting dan pelajar seharusnya sudah belajar mengenai riset.
“Pentingnya teknologi menyebabkan kita mengetahui banyak kejadian didunia yang tengah terjadi. Penggunaan gadget yang kita tujukkan untuk memberi tahu orang-orang mengenai kegiatan kita menjadi sebuah data yang amat besar bagi dunia maya,” jelas Nabila.
Peserta sangat antusias dengan penjelasan dari Nabila. Di akhir waktu sebelum sesi tentang sosial media usai, Nabila mengajak peserta untuk menyampaikan kesan terhadap kristan ini. Peserta menuliskan kesannya dengan antusias dan dengan kalimatnya yang lucu-lucu.
Setelah pemateri pertama selesai, pelatihan dilanjutkan oleh pemateri kedua yaitu Fery Martasonar yang membahas tentang menulis. Sesi ini diberi judul Nulis Skuy. Fery menyampaikan mengenai literasi dimana seseorang memiliki kemampuan membaca dan menulis.
“Dalam membaca kita akan menemukan berbagai teks dan juga konteks. Setelah itu kita mampu bernalar yaitu kesadaran terkait analisa dan solusi apa yang dapat kita temukan. Selanjutnya kita akan mampu menghasilkan sebuah karya nyata yang memberikan perubahan bagi diri seorang literat. Perlunya kelanjutan bagi kita dalam memahami sebuah bacaan. Apabila tidak ada tindak lanjutnya? Bagaimana kita mampu mengerti tolak ukur kita,” jelas Fery.
Saat Fery memaparkan materi, peserta antusias menyimak materi yang disampaikan. Pada sesi diskusi para peserta bertanya mengenai cara menulis dan bagaimana cara kita percaya diri terhadap tulisan kita sendiri. Fery sangat antusias menjawab dan ada sedikit guyonan saat menjawabnya. Diskusi berjalan dengan sangat seru sampai melampaui batas waktu yang ditentukan.
Setelah pemateri kedua dilanjutkan oleh pemateri terakhir, Nafi Maula Hakim yang membahas mengenai desain informatif. Nafi memaparkan materinya kurang lebih 1 jam serta dilanjutkan diskusi dengan peserta. Nafi menyampaikan bahwa jangan banyak alasan untuk mencoba belajar mendesain.
“Mengenai desain informatif atau untuk memulai belajar desain kita tidak perlu banyak alasan untuk mencoba,lakukan saja, mulailah. Jika kita masih banyak alasan untuk memulai belajar itu antara susah atau memang kita tidak mampu,” jelas Nafi.
Dengan diadakannya pelatihan ini, diharapkan pelajar mampu dan dapat memanfaatkan teknologi serta sosial media dengan baik dan tepat. Selain itu, iharapkan juga pelajar mampu menuangkan karya mereka atau menyalurkan karya mereka lewat sosial media. Selesai semua pemateri memaparkan materi, di penghujung acara tidak lupa dengan sesi foto bersama. Usai foto bersama, acara diakhiri dan peserta bisa meninggalkan tempat pelatihan. *(Antita/da)
