Hidup Tanpa Sampah

Hidup Tanpa Sampah

Opini
1K views
2 Komentar

[adinserter block=”1″]

Hidup Tanpa Sampah

Opini
1K views

Hai.. kader, pernah mendengar Hari Peduli Sampah Nasional? Kalau belum pernah kita bahas mengenai peringatan hari tersebut. Hari Peduli Sampah Nasional diperingati setiap tanggal 21 Februari. Kementerian Negara Lingkungan Hidup mencanangkan 21 Febuari 2006 sebagai Hari Peduli Sampah untuk pertama kalinya.

Peringatan ini muncul atas ide dan desakan dari sejumlah pihak untuk mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa. Pada peristiwa naas tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah. Tragedi ini memicu dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi.

 

Sampah Ada Dimana-mana

Mengapa hari ini sangat penting dilakukan? Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton. Bahkan Dirjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih menyebut total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Artinya Indonesia dengan garis pantai yang membentang luas menghasilkan sampah plastik yang begitu banyak dalam satu tahunya. Bahkan ada kasus seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan warga terdampar di sekitar Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Paus sepanjang 9,5 meter dan memiliki lebar 1,85 meter itu ditemukan dalam kondisi sudah jadi bangkai. Saat perut paus dibelah, ternyata di dalamnya juga berisi beragam sampah plastik seberat kurang lebih 6 kilogram. Sampah-sampah dalam perut paus itu terdiri dari plastik keras 19 buah seberat 140 gram, botol plastik 4 buah 150 gram, kantong plastik 25 buah 260 gram. Ada pula sepasang sandal jepit seberat 270 gram hingga tali rafia 3,6 kilogram dan gelas-gelas plastik.

Persoalan pengelolaan sampah masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia. Riset terbaru Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan sebanyak 24 persen sampah di Indonesia masih tidak terkelola. Ini artinya, dari sekitar 65 juta ton sampah yang diproduksi di Indonesia tiap hari, sekitar 15 juta ton mengotori ekosistem dan lingkungan karena tidak ditangani. Sedangkan, 7 persen sampah didaur ulang dan 69 persen sampah berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dari laporan itu diketahui juga jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik sebanyak 60 persen, sampah plastik 14 persen, diikuti sampah kertas (9%), metal (4,3%), kaca, kayu dan bahan lainnya (12,7%).

 

Student Earth Generation

Bentuk agenda aksi IPM dari problematika lingkungan yaitu membentuk gerneasi milenial untuk peduli pada aks-aksi di bidang lingkungan. Kampanye lingkungan merupakan salah satu bentuk aksi nyata IPM menyuarakan atas kerusakan lingkungan bahkan persoalan sampah yang semakin banyak.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah melalui strategi kultural dengan komunitas mampu  menjadikan kerja-kerja ekoligi menjadi lebih massif dalam melakukan kampanye untuk penyelamatan bumi sebagai bentuk peduli kita terhadap sesama makhluk hidup. Penulis merasa di dalam setiap event yang dilaksanakan oleh IPM sedikit banyaknya sudah dipastikan memakai plastik dan karena sudah menjadi kebaisaaan yang mendarah daging plastik tadi di buang dengan begitu saja. Memang benar kita hanya membuang sampah satu saja, tapi kalau hal tersebut bagi 10 juta orang di muka bumi?maka menghasilkan sampah yang lebih banyak lagi,sehingga nasib kita akan bergantung kepada oksigen yang berbayar.

Ada kampanye menarik yang mulai digarap para kader IPM Muktamar XXI di Sidoarjo, Jawa Timur November lalu. Peserta mendapatkan tumbler/botol air yang bisa dipakai kapan saja dan dimana saja sampah plastik air mineral kemasan menjadi berkurang ini adalah bentuk kebiasaan awal yang harus dipakai di setiap event IPM sehingga pengurangan sampah plastik akan berkurang dan IPM akan tetap istiqomah dalam mengurangi sampah plastik.

 

Zero Wastle Membiasakan Hal Baru

Beranikah kader IPM melakukan gaya hidup tanpa sampah atau bisa disebut zaro waste? Zero waste adalah filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sehingga produk-produk bisa digunakan kembali. Zero waste juga soal menjauhi single use plastic atau plastik sekali pakai. Tujuannya adalah agar sampah tidak dikirim ke landfill. Jadi zerowaste itu tidak hanya mengenai recycle atau mendaur ulang. Ini miskonsepsi yang umumnya terjadi. Padahal sebenernya zero waste itu dimulai dari Refuse, Reduce, and Reuse. Saat benar-benar sudah tidak memungkinkan untuk 3 hal tadi, baru dilakukan Recycle dan Rot. IPM tanpa sampah nampaknya bisa dilakukan dan harus dilakukan sejak pada diri sendiri mulai dengan membawa botol air sendiri bahkan memakai sedotan, sendok, dan garpu sendiri yang bisa digunakan ulang. IPM sebagai organisasi kepelajaran yang hari ini konsen kepada isu lingkungan haruslah memulai dengan meminimalisasi penggunaan sampah terutama sampah plastik, sehingga kita bukan donatur sampah di bumi melainkan penyelamat seluruh ekosistem yang ada di dunia.

 

*) Catatan

  • Penulis adalah Al Bawi, Anggota Bidang PIP PP IPM.
  • Substansi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis.
Pelantikan PW IPM DIY Gelorakan Spirit Kemandirian dan Anti-Korupsi
Maraknya Bullying terhadap Korban Bencana, Pelajar Jogja Galakkan Aksi Remaja Sigap Bencana
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

2 Komentar. Leave new

  • sampah memang menjadi masalah yang luar biasa apalagi sampah styrofoam yang sulit terurai bahkan bisa sampai 1 juta tahun lamanya untuk terurai, perlu kesadaran dari diri sendiri agar tidak terbiasa membuang sampah sembarangan serta memakai tas ramah lingkungan supaya penggunaan sampah plastik bisa terkontrol

    Balas
  • urun rembuk bila diperkenan,mengatasi masalah sampah silahkan buka di(google)teknologii pemusnah sampah adalah solusi cerdas mengatasi masalah sampah sebageimana kebanyakan yg sdh menggunakan segala masalah sampah terayasi tuntas total.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.