IPM.OR.ID., SURABAYA- Pembukaan Forum Taaruf Siswa Baru (Fortasi) 2022 dan Milad ke-61 banyak dirayakan oleh beberapa pimpinan tak terkecuali Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Surabaya yang telah menggelarnya di Aula Pusat Dakwah Muhammadiyah (PDM), Surabaya pada Ahad (17/7/2022).
PD IPM Surabaya mengusung tema “Gerak Kolaboratif Mewujudkan Trans-Survival Pelajar Di Era Digital”. Turut hadir Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim) Emil Elistianto Dardak sebagai keynote speech. Dalam pemaparannya Wagub Jatim mengatakan bahwa seseorang yang telah menginvestasikan waktunya untuk organisasi, suatu hari akan menjadi pembeda.
“Sekarang ini, adalah masa-masa yang sangat menentukan. Bukan berarti yang tidak sukses sekarang, tidak akan sukses di masa depan. Tapi peluang kita untuk menjadi sukses banyak ditempa saat masih belajar seperti ini. Kalau seseorang menginvestasikan waktu mereka untuk berorganisasi, ini akan menjadi aset yang luar biasa,” kata mantan bupati Trenggalek ini.
Ia juga menilai esensi pergerakan Muhammadiyah dekat dengan Lembaga pendidikan. Tak ayal Sekolah Muhammadiyah menjadi Lembaga swasta yang berkualitas. ”Karena saya yakin target market sekolah Muhammdiyah itu membina umat, tentunya dalam hal ini yang menjadi tantangan IPM, bisa menderek lebih tinggi prestasi-prestasi siswa-siswi,” ucapnya.
Senada dengan hal itu, Hamri Al- Jauhari Ketua PDM Kota Surabaya memberikan sambutan hangatnya kepada 100 kader IPM yang hadir dan Pak Wagub, sebagaimana diketahui bahwa Emil menjadi salah seorang figur yang memiliki prestasi dalam pendidikannya. Hal tersebut terbukti dari latar pendidikan Emil yang pernah menempuh pendidikan S2 di University of Oxford dan S3 di Ritsumeikan Asia Pacific University.
”Hari ini kita bertemu tokoh besar atau bapaknya Jawa Timur, besok mudah-mudahan adik-adik semua yang di sini InsyaAllah menjadi tokoh yang besar,” kata Hamri.
Di samping itu, Abraham Adimukti Ketua Umum PD IPM Surabaya juga mengungkap Surabaya menjadi barometer Ikatan di Jawa Timur. “Semoga IPM senantiasa dapat mencetak kader-kader terbaik, menjadi sosok yang bisa menjaga identitas pelajar,” ujarnya.
Dalam segmentasi merawat identitas, lanjutnya, terbentang tantangan besar yang menjadi tantangan IPM di umur 61 tahun ini. Harapannya IPM mampu menjadi garda terdepan dalam menjadi agen perubahan. Sebab IPM merupakan cinta untuk ber-Muhammadiyah.
”Pelajar Konsentris merupakan gerakan yang kami canangkan demi merawat identitas Pelajar Muhammadiyah yang terampil, berilmu, dan berakhlak mulia,” imbuh Abraham.
Selanjutnya, di penghujung acara juga terdapat mimbar berpuisi. Dalam segmen ini para kader berhak menyumbangkan puisi apapun baik kritikan, pujian maupun lainnya. Antusiasme kader IPM dalam menuangkan perasaannya di ruang tersebut luar biasa. Hal ini menjadi bukti bahwa kader IPM sangat terampil dalam berkarya dan memiliki cara tersendiri dalam meluapkan emosinya.
Sebagai informasi bahwa IPM kerapkali sebagai jembatan ke pemerintah baik pemegeang kekuasaan legislatif, eksekutif maupun yudikatif. Seperti halnya bidang advokasi PD IPM Surabaya yang kerap menggelorakan pelajar anti tawuran. Pasalnya, banyak pelajar yang terlibat tawuran. Oleh sebab itu PD IPM Surabaya mengawal isu ini dalam Fortasi dan telah menyampaikan draft pelajar anti tawuran kepada kapolrestabes(*Vyr)
