Digitalisasi Gerakan IPM: Berubah atau Mati?

Digitalisasi Gerakan IPM: Berubah atau Mati?

OpiniOpini Pelajar
1K views
Tidak ada komentar
Digitalisasi Gerakan IPM: Berubah atau Mati?

[adinserter block=”1″]

Digitalisasi Gerakan IPM: Berubah atau Mati?

OpiniOpini Pelajar
1K views
Digitalisasi Gerakan IPM: Berubah atau Mati?
Digitalisasi Gerakan IPM: Berubah atau Mati?

Dalam sebuah kehidupan, kita semua merasakan yang namanya perubahan yang signifikan. Mulai dari diri kita sendiri hingga kehidupan kita yang mengalami perkembangan dan menjadi lebih canggih. Dalam era digital ini, akankah “Digitalisasi Gerakan IPM” berhasil atau tidak karena pelajar zaman sekarang itu sudah banyak tahu-menahu tentang teknologi.

Mulai dari anak TK sampai SMA sudah bisa menggunakan teknologi. Eitss, tunggu dulu. Itu baru bisa menggunakan, belum tahu cara memanfaatkan nya dengan baik, dan masih membutuhkan bimbingan orang tua. Jadi apakah gerakan ini bisa berhasil atau tidak?

IPM, Digitalisasi, dan Revolusi Industri

Menurut data ipm.or.id, IPM memiliki 34 Pimpinan Wilayah, 302 Pimpinan Daerah, 10.030 Pimpinan Cabang, serta 19.372 Pimpinan Ranting yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Dalam buku “The Fourth Industrial Revolution” yang ditulis oleh Prof. Klaus Schwab Menjelaskan bahwa revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental.

Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah Revolusi industri yang dimulai dari abad ke-18. Revolusi industri keempat ini mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas.

Dalam proses revolusi industri 4.0 telah mendorong percepatan inovasi teknologi, dan di dalam revolusi industry sudah banyak kemudahan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, contoh kita melakukan sesuatu transaksi tidak perlu berjalan jauh, hanya dengan menekan tombol pada layar gawai kita, kita dapat membeli sesuatu tanpa harus berjalan jauh ke toko.

Semua kemudahan yang kita lakukan hampir semua yang dilakukan menggunakan gawai dan internet. Dari data yang dirilis situs wearesocial.com, total penduduk Indonesia ada 268.2 juta jiwa, sedangkan pengguna gawai mencapai 355.5 juta. Ini membutikan bahwa satu orang di Indonesia memiliki 2 gawai, karena peredaran gawai lebih banyak dari penduduk Indonesia.

Untuk pengguna internet mencapai 150 juta pengguna internet aktif, ini berarti 56% dari total jumlah penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Perkembangan di Revolusi industry 4.0 sudah sangat terasa di Indonesia.

Digitalisasi dalam Konteks Pelajar

Dari kondisi dan data di atas, setidaknya ada beberapa dampak dari proses revolusi industri 4.0 di kalangan pelajar. Pertama, pelajar lebih nyaman belajar dengan menggunakan internet. Dari proses menerima ilmu hingga mencari sumber untuk sebuah tugas, semua dilakukan dengan gawai dan menggunakan akses internet.

Kedua, media sosial menjadi ajang ekpresi para pelajar, pelajar saat ini lebih banyak mengekspresikan sesuatu di media sosial, baik curahan hati, keluhan, amarah maupun kreativitas—semua dimuat di dalam media sosial dengan berbagai konten yang menarik perhatian orang lain.

Ketiga, kurangnya interaksi sosial pelajar, berkurangnya interaksi sosial pelajar, karena pelajar kebanyakan berfokus pada gawainya, bahkan tidak sedikit pelajar lebih mementingkan yang terlihat dengan baik di media sosial dibandingkan di dunia nyata.

Lalu Apa yang Dimaksud dengan Berubah atau Mati?

Digitalisasi IPM: Berubah atau Mati

Nah, yang dimaksud dari “Berubah atau Mati” adalah berubah menjadi lebih baik, bisa mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang semakin canggih ini. Dan jika tidak berubah maka akan mati. Yang dimaksud mati ini adalah kita yang tidak bisa untuk berpikir kritis bagaimana cara agar bisa berkembang di era serba modern ini.

Karena semakin lama kita berdiam diri, maka akan semakin tertinggal juga diri kita untuk megejar kemajuan peradaban dan perkembangan teknologi ini.

Saat memanfaatkan teknologi, kita juga harus tahu apa kemampuan diri kita dalam kemajuan zaman yang serba moden ini. Mungkin jika kita dapat mengembakan, kita akan menjadi sesorang yang sangat membantu banyak orang. Karena hal tersebut sangat penting di era teknologi sekarang ini.

Kebanyakan dari kita banyak yang menyalah gunakan teknologi untuk kesenangan diri sendiri. Bahkan dari sekian banyak orang hanya beberapa persen yang bisa menggunakan teknologi yang canggih. Beberapa hal dampak negatif dari teknologi:

  1. Obesitas Karena Jarang Gerak
    Karena teknologi, kita jadi jarang bergerak dan hanya berada di kasur yang empuk dan nyaman. Akibatnya adalah kita menjadi obesitas karena kurangnya bergerak atau olahraga.
  1. Menurunnya Lowongan Pekerjaan
    Kita tidak bisa membantah bahwa kemajuan teknologi bisa mempercepat produksi suatu produk dengan mesin, namun di sisi lain hal tersebut dapat meningkatkan banyak pegangguran jauh lebih banyak. Pekerjaan yang seharusnya berjalan dengan normal, perlahan kian memburuk karena tenaga kerja mulai digantikan oleh mesin-mesin canggih. Sehingga lowongan kerja semakin sempit.
  1. Hadirnya Generasi Serba Instan
    Perkembangan yang begitu pesat membuat generasi serba instan bermunculan, mereka ingin memanfaatkan teknologi untuk meraih sesuatu secara instan tanpa perlu banyak usaha. Tentu kabar yang buruk, mereka akan menganggap semuanya bisa dilakukan dengan mudah tanpa adanya usaha. Hal ini akan menimbulkan stres bagi generasi serba instan jika mereka gagal dan tidak sesuai dengan ekspetasi.
  1. Semua Yang Berbau “Tradisional” Mulai Tergeser
    Kebanyakan orang yang sudah terbiasa dengan kemajuan teknologi akan menganggap bahwa sesuatu yang berbau tradisional akan dianggap kuno atau ketinggalan jaman. Padahal tidak selamanya begitu, bahkan tidak sedikit juga yang jauh lebih aman jika menggunakan sesuatu yang tradisional tanpa ada campur tangan dari teknologi apapun.
  1. Resiko Salah Penggunaan Teknologi Semakin Besar
    Teknologi bisa membawa sesuatu yang berbeda dan lebih modern, namun itu semua tidak luput dari orang-orang yang menggunakan teknologi di tempat yang tidak tepat. Penyalahgunaan teknologi bisa sangat berbahaya bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar, itu akan membawa dampak buruk yang bahkan bisa sangat fatal.

Itu dia beberapa sisi lain dari perkembangan teknologi yang juga mungkin tidak pernah kita sadari. Majunya teknologi memang membawa manfaat kepada banyak orang, namun ada sisi lain yang harus dicegah supaya tidak menimbulkan hal buruk bagi pribadi maupun masyarakat.

Kesimpulanya jika ingin mengembangkan teknologi di era digital ini, harus mengerti dahulu ilmunya. Jangan sesekali untuk melakukan sesuatu tanpa didasari dengan ilmu yang terjadi adalah semua itu akan menjadi sia-sia atau omong kosong saja.

  • Penulis adalah Yogga Whibisana. Pelajar dari SMA ICM Cipanas yang menyukai hal-hal yang baru dan gemar membaca serta menulis. Yogga bisa dihubungi melalui email yogga6055@gmail.com dan di media sosialnya yaitu @_whbsna_ .
  • Substansi tulisan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
Tags: , ,
Cetak Kader Programmer, PP IPM Selenggarakan Bootcamp DevMu
Transformative Movement: IPM & Red Flags Organisasi
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.