Artificial Intelligence Semakin Marak, Kita Bisa Apa?

Artificial Intelligence Semakin Marak, Kita Bisa Apa?

OpiniOpini Pelajar
1K views
Tidak ada komentar
Mewujudkan Pelajar Bebas Aktif

[adinserter block=”1″]

Artificial Intelligence Semakin Marak, Kita Bisa Apa?

OpiniOpini Pelajar
1K views
Mewujudkan Pelajar Bebas Aktif
Mewujudkan Pelajar Bebas Aktif

Seiring perkembangan zaman, banyak sekali perubahan dan percepatan-percepatan teknologi dari masa ke masa. Dimulai dengan munculnya upaya revolusi industri 1.0 sampai dengan sekarang sudah memasuki 5.0 termasuk Artificial Intelligence. Hal ini membuktikan bahwa manusia membutuhkan teknologi dalam kehidupan untuk memudahkan mereka dalam bekerja. Namun, nampaknya terdapat dampak yang cukup signifikan bila fenomena ini semakin membumi. Di samping teknologi dapat memudahkan manusia dalam bergerak, sepertinya teknologi dapat mendegradasi eksistensi manusia.

Di era revolusi Industri 4.0 dan society 5.0 ini, semua lini kehidupan sudah marak menggunakan teknologi. Hal ini ditandai dengan terciptanya berbagai kecerdasan buatan (Artificial Intilligence), contohnya seperti robot. Penggunaan teknologi robot saat ini dibilang mampu mengerjakan hampir seluruh pekerjaan manusia, baik pekerjaan di sektor kantor, pabrik, mall, dan lain sebagainya.

Selain praktis, keberadaan teknologi robot ini juga tidak terlalu rumit dalam perawatannya, yang sangat jauh berbeda dengan manusia. Sebagai contoh, ketika memberi interupsi misalnya, robot dapat dipastikan tidak akan membantah maupun melawan. Berbeda dengan manusia, terdapat kemungkinan melakukan hal tersebut. Inilah yang menjadikan diera sekarang lebih memilih menggunakan teknologi robot dibandingkan tenaga manusia.

Rasio penggunaan teknologi robot dapat sangat terasa ketika berbicara dalam dunia pekerjaan kantor maupun pabrik. Hal ini karena penggunaan robot dapat dibilang lebih menghemat finansial dibandingkan menggunakan tenaga manusia. Robot hanya memerlukan biaya diawal untuk membelinya dan untuk biaya perawatan yang bisa dikatakan tidak terlalu memakan biaya yang besar.

Berbeda halnya ketika menggunakan tenaga manusia. Selain terdapat kemungkinan mengeluh dan melawan, jika menggunakan tenaga manusia kita harus rutin mengeluarkan biaya untuk menggajinya. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa diera sekarang lebih banyak cenderung menggunakan teknologi robot dibandingkan menggunakan tenaga manusia.

Tanpa disadari, keberadaan teknologi robot ini dapat memicu polemik sosial. Pasalnya teknologi robot akan menjadi saingan terberat manusia ketika berbicara tentang dunia pekerjaan. Jika dahulu saingannya adalah potensi yang dimiliki antar manusia, saat ini bertambah satu yaitu teknologi robot. Akibatnya, hari demi hari ruang dunia pekerjaan akan semakin lebih sempit lagi bagi manusia.

Manusia dituntut untuk terus mengikuti perkembangan zaman yang ada agar mereka tidak tertinggal dan termakan oleh zaman. Jika mereka tidak bisa mengikuti perkembangan yang ada, maka dapat dipastikan fenomena dehumanisasi akan senantiasa menghantui manusia yang menjadikan mereka akan sulit bekerja dan bergerak. Derasnya arus globalisasi ditengah-tengah era revolusi 4.0 dan society 5.0 akan sangat berdampak pada peran manusia yang semakin terdegradasi dan moral manusia yang semakin merosot.

Hadirnya Artificial Intelligence semakin memanjakan manusia jika dilihat fungsinya yang dapat dengan mudah, mengerjakan hampir seluruh pekerjaan manusia. Akibatnya, manusia akan tampak bermalas-malasan, manja, dan parahnya dapat menjadi budak teknologi. Hal ini ditandai dengan fenomena dimana kebanyakan manusia sangat intens sekali berdampingan dengan teknologi dan hampir mengandalkan semuanya pada teknologi yang terbilang praktis.

Padahal, ada sebuah hal penting yang mulai mengikis dari fenomena Artificial Intelligence ini, yaitu esensi sosial yang ada. Hadirnya teknologi kerap menjadikan hubungan sosial yang ada semakin renggang. Sebagai contoh, ketika ibu-ibu yang biasanya membeli kebutuhan dapur di warung tetangga pasti sekaligus akan saling bersilaturahmi dengan mengobrol dan bertukar cerita. Namun setelah hadirnya teknologi, kebanyakan sudah memilih untuk membelinya via online yang dibilang tidak ribet dan tidak mengeluarkan banyak tenaga.

Namun, tidak semua mampu tergantikan oleh Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan. Sebagai kaum pelajar, sudah seharusnya mengawal isu-isu terkini agar lebih siap akan tantangan terhadap zaman ini yang semakin mengedepankan teknologi dan robot. IPM harus selalu menjadi pelopor edukasi untuk upaya-upaya menghadapi perkembangan zaman yang ada, bahwa kaum pelajar harus mulai mempersiapkan dirinya dari sekarang agar menjadi orang-orang yang lebih berkompetensi.

Karena yang membedakan manusia dengan robot adalah tentang inovasi. Yang harus dilakukan untuk upaya mengikuti zaman yang ada adalah dengan menumbuhkan skill, karakter, dan inovasi diri. Karena yang dibutuhkan bukan hanya kinerja praktis nan instan, tapi juga esensi sosial yang ada, sehingga tidak hanya melulu mencetak bebek-bebek dogmatik.

  • Penulis adalah Angga Adi Pratama, Ketua Umum PD IPM Boyolali Periode 2021-2023.
  • Substansi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis.
Peserta PKPTMU Belajar Pengelolaan AUM dalam Kunjungan ke UMY, UAD, dan UMS
Halalbihalal: Rekatkan Persaudaraan, Kuatkan Gagasan
Mungkin anda suka:
Advertisement

[adinserter name=”Block 2″]

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.